kelompok 5 dan 6
A. Menjelaskan Pengertian kepemimpinan
1.PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik
seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam
hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai
sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan
ke depan, daya persuasi, dan intensitas.Dan memang, apabila kita berpikir
tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill,
Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa
sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan
untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
B.Dapat Mengetahui Tipe-tipe kepemimpinan
Setelah kemaren membahas tentang
Definisi Kepemimpinan, maka pada kesempatan kali ini saya juga akan membahas
mengenai Tipe-Tipe Kepeminpinan, yang mana tipe kepemimpinan sering kali
menjadi perdebatan para tokoh-tokoh besar. Karena kepemimpinan sangat berguna
sekali dalam kehidupan kita, minimal bagi seorang laki-laki nantinya akan
memimpin sebuah keluarga. Langsung saja tidak usah terlalu panjang
basa-basinya, Menurut beberapa kelompok sarjana (dalam Kartono, 2003); Shinta
(2002) membagi Tipe Kepemimpinan berbagai macam.
Macam – macam Tipe Kepemimpinan:
A. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki
kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
B. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih
diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai
berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu
melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah
memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi
dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha
benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe
kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang
sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
C. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini
sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi
formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
(4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6)
komunikasi hanya berlangsung searah.
D. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki
ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak
yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
(3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu
ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail
tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik
terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya
sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan
bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
E. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis
pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan
teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang
kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi
yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
F. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh
pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap nasionalisme.
G. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah
kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat.
H. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi
pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang
digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing
gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan
gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam
memberikan perhatian untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi
pegawai di lingkungannya memiliki pola yang berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya . Perbedaan itu disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda pula dari setiap pemimpin. Kesesuaian antara gaya kepemimpinan,
norma-norma dan kultur organisasi dipandang sebagai suatu prasyarat kunci untuk
kesuksesan prestasi tujuan organisasi.
Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama,
yaitu unsure pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting
behavior). Sedangkan berdasarkan kepribadian maka gaya kepemimpinan dibedakan
menjadi (Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994) :
A. Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah
gaya kepemimpinan yang mampu menarik atensi banyak orang, karena berbagai
faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan
karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara
berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan kepribadian
kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Namun,
kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan
peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik orang untuk
datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsistenan pemimpin tersebut. Apa yang diucapkan
ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin
akan memberikan alasan, permintaan maaf dan janji.
Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika :
1). Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun seringkali mereka akan
gagal.
2). Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka, dimana
kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.
B. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya
pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan
para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya
kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin
memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai
sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.
Pemimpin yang menjalankan gaya
kepemimpinan ini juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas
anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah.Dengan kata
lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan
apa yang diputuskan pemimpin.Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah.
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya.
Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika
dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada
adalah hasil. Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan
sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka
sangat mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan
atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa
semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya.
C. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya
pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini
adalah putih. Pada gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang
lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran
yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota
yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
1). Pemimpin mau berjuang untuk berubah
ke arah yang lebih
2). Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada
kalanya terjadi win-loss solution.
Pemimpin harus mengupayakan agar dia tidak selalu kalah,tetapi ada kalanya
menjadi pemenang.
D. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah
gaya kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin
model ini adalah biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya
hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya
memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Segala
bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang karena
kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis
adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
1) Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi kelabilan
emosionalnya
seringkali menjadi perjuangan seumur
hidupnya.
2) Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan cara
mereka, bukan dengan cara anda.
D.Mengetahui teori yang mendasar kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama
selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya
diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan
pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang
untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai
teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian
suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan,
persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta
etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha
untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin
dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada
beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi
pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan
sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat
kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta
sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan
selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-teori kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi enam teori, yaitu:
1. Teori orang-orang terkemuka.
2. Teori lingkungan
3. Teori situasi personal
4. Teori interaksi harapan
5. Teori humanistik
6. Teori pertukaran
1. Teori Kelompok Orang-Orang Terkemuka
Teori ini disusun berdasarkan cara
induktif dengan mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari pimpinan atas
keberhasilan tugas yang dijalankan, terutama kemampuan untuk memimpin,
diasumsikan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil memainkan peranan yang
memiliki sifat-sifat unik dan kualifikasinya adalah superior. Teori ini disebut
juga dengan teori serba sifat.
2.Teori Lingkungan
Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan
didapatkan terutama karena faktor lingkungan sosial yang merupakan tantangan untuk
dapat diatasi. Selain itu seorang pemimpin tergantung pada zaman dimana ia
hidup untuk menyelesaikan masalah-masalah relevan dengan situasi dewasa ini.
Situasi lingkungan sosial merangsang agar pemimpin melakukan kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan problema-problema yang ada pada waktu tertentu, sehingga
menghasilkan tipe kepemimpinan tertentu misalnya : pada masa perang, krisis,
reformasi, globalisasi, akan muncul kepemimpinan yang relevan pada saat itu.
3.Teori Situasi Personal
Teori ini menganggap individu memiliki
kemampuan-kemampuan tertentu seperti kemampuan, sikap dan tingkah laku yang
dapat mengoperasikan aktivitasnya berdasarkan kondisi saat itu. Oleh karenanya
masalah kepemimpinan ditentukan juga oleh kepribadian pemimpinnya, kelompok
yang dipimpin, kejadian-kejadian yang timbul saat itu. Interaksi antara
pemimpin dengan situasinya membentuk tipe-tipe kepemimpinan tertentu.
4.Teori Interaksi Harapan
Teori ini dikemukakan berdasarkan tiga
variable, yaitu : aktivitas, interaksi, dan sentiment. Struktur interaksi akan
menentukan arah aktivitas, sehingga pemimpin harus dapat menciptakan suatu
struktur interaksi dimana struktur ini merupakan stimulasi terciptanya suatu
suasana yang relevan dengan harapan-harapan dari masyarakat.
5.Teori Humanistik
Teori ini menyatakan bahwa fungsi
kepemimpinan adalah mengatur kebebasan individu untuk dapat merealisasikan
motivasi rakyatnya agar dapat bersama-sama mencapai tujuan. Yang terpenting
dalam teori ini adalah unsur organisasi yang baik dan dapat memperhatikan
kebutuhan anggotanya.
6.Teori Pertukaran
Teori ini menganggap bahwa interaksi
sosial akan menghasilkan bentuk perubahan-perubahan dimana para pengikutnya
akan berpartisipasi aktif. Pemimpin dan kepemimpinan banyak diharapkan
mengadakan interaksi untuk menunjang keberhasilan dari kepemimpinanya sehingga
para anggotnya merasa dihargai dan adanya kepuasan serta penghargaan
terhadap pimpinan. Dengan demikian akan terjalin suatu keseimbangan yang
positif untuk adanya kebersamaan persepsi terhadap tujuan yang akan dicapai,
sehingga pengikut maupun pimpinan secara bersama-sama merasakan kepuasan
dalam mencapai harapan-harapannya.
Keenam teori kepemimpinan diatas dapat dirangkum menjadi tiga teori atau
pendekatan utama, yaitu:
1) Pendekatan sifat-sifat kepribadian pemimpin
2) Pendekatan prilaku pemimpin dalam kelompok atau
organisasi
3) Pendekatan kontingensi atau situasional
E. Menjelaskan fungsi dari Pemimpin dalam organisasi
Tugas pokok
kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk,
mendidik, membimbing an sebagainya, yang secara singkat menggerakkan enam M.
agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya
dapat melaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya.
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kkegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur – prosedur yang diperlukan
Setiap rencana yang baik akan berisi :
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b. Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari :
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional – sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode – metode sebagai berikut :
a. Keputusan – keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
b. Keputusan – keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah :
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.
e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan pengertian.
f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.
h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.
i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.
j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain :
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.
d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.
Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan, mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah kesepakatan bersama.
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kkegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur – prosedur yang diperlukan
Setiap rencana yang baik akan berisi :
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b. Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari :
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional – sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode – metode sebagai berikut :
a. Keputusan – keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
b. Keputusan – keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah :
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.
e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan pengertian.
f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.
h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.
i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.
j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain :
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.
d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.
Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan, mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah kesepakatan bersama.
Daftar Pustaka
http://kartikandr.blogspot.co.id/2014/12/pengertiantipe-tipegaya_12.html
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.co.id/2009/03/fungsi-kepemimpinan.html
.
No comments:
Post a Comment